TELITI, GLOBAL – Kecelakaan nahas yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi, terjadi di tengah perbedaan pendapat mengenai serangkaian krisis politik, sosial dan ekonomi yang terus meningkat di Iran.
Para ulama penguasa Iran menghadapi tekanan internasional atas sengketa program nuklir Teheran. Ditambah semakin dalamnya hubungan militer antara negara tersebut dengan Rusia selama perang di Ukraina.
Setelah sekutu Iran, Hamas, menginisiasi serangan terhadap Israel pada 7 Oktober, yang mengakibatkan serangan balasan dari Israel di Gaza, konflik yang melibatkan kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran berkobar di seluruh Timur Tengah.
Dalam sistem politik ganda Iran, yang terbagi antara lembaga keagamaan dan pemerintah, keputusan utama tentang kebijakan-kebijakan penting masih berada di tangan Khamenei, mentor Raisi yang berusia 85 tahun. Ia telah menjabat sebagai pemimpin tertinggi sejak 1989, dilansir VOA Indonesia. (*/dah)