Eksistensi Manusia, Tinjauan Kosmologi Islam dan Nilai-nilai Dasar Perjuangan

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 16 Februari 2025 - 13:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zaini Dahlan, Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur, Bidang Media dan Jurnalistik. (DOKUMEN TELITI)

Zaini Dahlan, Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur, Bidang Media dan Jurnalistik. (DOKUMEN TELITI)

Dalam pandangan kosmologi Islam, manusia memiliki posisi yang sangat penting dan unik dalam alam semesta. Beberapa konsep tentang manusia sangat familiar didengar di berbagai kajian akademik.

Kosmologi Islam menempatkan manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan istimewa di antara semua makhluk ciptaan Allah. Selain sebagai hamba untuk menyembah kepada Allah, manusia diangkat sebagai khalifah di bumi, dengan tugas dan tanggung untuk memelihara dan mengurus alam semesta.

Nilai-nilai Dasa Perjuangan (NDP) memandang manusia dengan konsep sama seperti pandangan dalam kosmologi Islam. Namun pada sisi yang lain, manusia hanya menjadi eksistensi real jika tidak ada proses yang dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Manusia disebut sebagai ciptaan tertinggi berkat akal yang dianugrahkan. Hal itu tentang memberikan ruang agar manusia bisa merdeka memilih setiap jalan yang ingin dilalui. Peningkatan diri memiliki potensi besar untuk dilakukan setiap manusia. Baik secara Intelektual, Emosional dan Spiritual.

Baca Juga :  Peran Medsos dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi Nasional

NDP memandang, terdapat dua garis hubungan fungsional yang melekat pada diri manusia. Diantaranya hubungan horizontal sebagai sambungan transendensi antara ciptaan dengan penciptanya. Hal ini penulis anggap sebagai hubungan penghambaan yang menghilangkan segala bentuk kemerdekaan manusia.

Hubungan yang ke dua yakni hubungan vertikal. Hal ini penulis anggap sebagai hubungan solidariti sebagai wujud kepemimpinan manusia terhadap alam semesta. Pada sisi ini, wuju kepemimpinan manusia tidak bisa dilepaskan dengan penghambaan kepada Tuhan.

Sebab, keberadaan manusia di muka bumi ini membawa misi ketuhanan. Merawat seisi alam dan tetap menjaga keseimbangannya. Oleh karena itu, dwi fungsi manusi ini secara mendasar harus diketahui oleh setiap manusia. Sehingga tidak kehilangan arah dan tujuan dalam melakukan perjuangan.

Interpretasi pengelolaan alam tidak monoton pada merawat dan menjaga keseimbangan saja. Manusia harus melakukan kajian dan penilitian secara terus menerus, guna untuk keberlanjutan peradaban. Dalam perjalanannya, perkembangan saat ini dirasa cukup menjadi bukti, sumbangsih pemikiran manusia hasil penelitian alam semesta telah menghasilkan banyak bidang ilmu pengetahuan.

Baca Juga :  Target 30% Tidak Tercapai, Keterwakilan Perempuan Hanya 9% di Kabinet Merah Putih

Upaya itu penting dilakukan. Sebab ciptaan selain manusia tidak dibekali akal pikiran. Mereka hanyalah eksistensi real yang tidak memiliki power apapun. Tidak merdeka dan tidak memiliki pilihan. Sehingga manusia yang selayaknya menjadikan alam semesta, sebagai bagian kajian ilmu pengetahuan dan keberlanjutan peradaban.

***

*) Oleh : Zaini Dahlan, Ketua Bidang Media dan Jurnalistik Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur. 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi teliti.id

*) teliti.id terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan nalar teliti.id.

Berita Terkait

Peran Media Digital dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Skema Baru Era Digital Pada Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Paradigma Baru, Media Digital Mengubah Tatanan Ekonomi Global
Celah Tembok Besar Antara Individu dan Teknologi
Peran Medsos dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi Nasional
Tantangan Pers Ditengah Pesatnya Media Sosial
Pemuda dan Spirit Indonesia Emas 2045
Penyakit FoMO Pemuda di Era Industri 5.0
Berita ini 24 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 20 Februari 2025 - 03:26 WIB

Peran Media Digital dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Kamis, 20 Februari 2025 - 03:13 WIB

Skema Baru Era Digital Pada Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Kamis, 20 Februari 2025 - 02:33 WIB

Paradigma Baru, Media Digital Mengubah Tatanan Ekonomi Global

Kamis, 20 Februari 2025 - 02:01 WIB

Celah Tembok Besar Antara Individu dan Teknologi

Kamis, 20 Februari 2025 - 01:53 WIB

Peran Medsos dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi Nasional

Rabu, 19 Februari 2025 - 18:53 WIB

Pemuda dan Spirit Indonesia Emas 2045

Rabu, 19 Februari 2025 - 10:20 WIB

Penyakit FoMO Pemuda di Era Industri 5.0

Rabu, 19 Februari 2025 - 09:48 WIB

Target 30% Tidak Tercapai, Keterwakilan Perempuan Hanya 9% di Kabinet Merah Putih

Berita Terbaru

Dara Sri Ariesti Rasyid, Pengurus Korps Himpunan Mahasiswa Islam (Kohati) Badan Koordinasi (Badko) Jawa Timur.  (DARA FOR TELITI)

Global

Peran Media Digital dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Kamis, 20 Feb 2025 - 03:26 WIB

Aisyiah Aiwani Baletti Kader HMI Cabang Kupang sekaligus mahasiswa pascasarjana Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang. (SASA FOR TELITI)

Global

Celah Tembok Besar Antara Individu dan Teknologi

Kamis, 20 Feb 2025 - 02:01 WIB

Mochammad Chafizd Baihaqi, S.Ag, kader HMI dan seorang pebelajar dari Tulungagung. (CHAFIDZ FOR TELITI)

Global

Peran Medsos dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi Nasional

Kamis, 20 Feb 2025 - 01:53 WIB