Dalam pandangan kosmologi Islam, manusia memiliki posisi yang sangat penting dan unik dalam alam semesta. Beberapa konsep tentang manusia sangat familiar didengar di berbagai kajian akademik.
Kosmologi Islam menempatkan manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan istimewa di antara semua makhluk ciptaan Allah. Selain sebagai hamba untuk menyembah kepada Allah, manusia diangkat sebagai khalifah di bumi, dengan tugas dan tanggung untuk memelihara dan mengurus alam semesta.
Nilai-nilai Dasa Perjuangan (NDP) memandang manusia dengan konsep sama seperti pandangan dalam kosmologi Islam. Namun pada sisi yang lain, manusia hanya menjadi eksistensi real jika tidak ada proses yang dilakukan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Manusia disebut sebagai ciptaan tertinggi berkat akal yang dianugrahkan. Hal itu tentang memberikan ruang agar manusia bisa merdeka memilih setiap jalan yang ingin dilalui. Peningkatan diri memiliki potensi besar untuk dilakukan setiap manusia. Baik secara Intelektual, Emosional dan Spiritual.
NDP memandang, terdapat dua garis hubungan fungsional yang melekat pada diri manusia. Diantaranya hubungan horizontal sebagai sambungan transendensi antara ciptaan dengan penciptanya. Hal ini penulis anggap sebagai hubungan penghambaan yang menghilangkan segala bentuk kemerdekaan manusia.
Hubungan yang ke dua yakni hubungan vertikal. Hal ini penulis anggap sebagai hubungan solidariti sebagai wujud kepemimpinan manusia terhadap alam semesta. Pada sisi ini, wuju kepemimpinan manusia tidak bisa dilepaskan dengan penghambaan kepada Tuhan.
Sebab, keberadaan manusia di muka bumi ini membawa misi ketuhanan. Merawat seisi alam dan tetap menjaga keseimbangannya. Oleh karena itu, dwi fungsi manusi ini secara mendasar harus diketahui oleh setiap manusia. Sehingga tidak kehilangan arah dan tujuan dalam melakukan perjuangan.
Interpretasi pengelolaan alam tidak monoton pada merawat dan menjaga keseimbangan saja. Manusia harus melakukan kajian dan penilitian secara terus menerus, guna untuk keberlanjutan peradaban. Dalam perjalanannya, perkembangan saat ini dirasa cukup menjadi bukti, sumbangsih pemikiran manusia hasil penelitian alam semesta telah menghasilkan banyak bidang ilmu pengetahuan.
Upaya itu penting dilakukan. Sebab ciptaan selain manusia tidak dibekali akal pikiran. Mereka hanyalah eksistensi real yang tidak memiliki power apapun. Tidak merdeka dan tidak memiliki pilihan. Sehingga manusia yang selayaknya menjadikan alam semesta, sebagai bagian kajian ilmu pengetahuan dan keberlanjutan peradaban.
***
*) Oleh : Zaini Dahlan, Ketua Bidang Media dan Jurnalistik Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi teliti.id
*) teliti.id terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan nalar teliti.id.