Perjalanan sejarah filsafat, pemikiran Friedrich Nietzsche mengenai kebahagiaan telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian yang mendalam. Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman abad ke-19, memperkenalkan pandangan yang kontroversial dan mendalam tentang kebahagiaan yang masih memengaruhi pemikiran manusia hingga saat ini.
Akar Pemikiran Nietzsche
Friedrich Nietzsche menolak pandangan tradisional tentang kebahagiaan sebagai tujuan utama hidup. Baginya, pandangan ini terlalu dangkal dan menghambat perkembangan individu. Sebaliknya, ia menekankan pentingnya pencarian makna yang mendalam tentang kehidupan, bahkan melalui penderitaan dan konflik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Superman Nietzsche
Konsep utama dalam pemikiran Nietzsche adalah “Übermensch” atau “Superman”. Menurutnya, manusia sejati adalah mereka yang mampu mengatasi konvensi sosial dan moral yang mengikat, serta menciptakan nilai-nilai mereka sendiri. Baginya, kebahagiaan tidak dapat dicapai dengan mengikuti massa, tetapi dengan mengembangkan diri secara individual dan mencapai potensi tertinggi.
Penderitaan dan Pertumbuhan
Nietzsche meyakini bahwa penderitaan adalah bagian alami dari kehidupan manusia dan bahkan diperlukan untuk pertumbuhan dan evolusi individu. Menurutnya, melalui penderitaan, manusia dapat memperkuat diri mereka sendiri, menemukan kekuatan dalam kelemahan, dan tumbuh menjadi versi yang lebih baik dari diri mereka sendiri.
Hubungan dengan Kebahagiaan
Bagi Nietzsche, kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, tetapi hasil dari kehidupan yang diisi dengan makna dan pencapaian yang berarti. Kebahagiaan yang sejati tidak ditemukan dalam kenikmatan sesaat atau kesenangan jangka pendek, tetapi dalam pengalaman kehidupan yang dalam dan penuh makna. Itulah sebabnya mengapa ia menekankan pentingnya pengembangan diri dan penciptaan nilai-nilai baru.
Kesimpulan mendasarnya, dalam pandangan Nietzsche, pencarian kebahagiaan bukanlah tujuan yang harus dicapai, tetapi hasil dari kehidupan yang penuh makna, penuh tantangan, dan penuh pertumbuhan. Melalui konsep-konsep seperti Superman dan penghargaan terhadap penderitaan, Nietzsche menawarkan pandangan yang provokatif dan menginspirasi tentang arti sejati kebahagiaan dalam kehidupan manusia.
***
*) Oleh : Romaji, mantan Ketua Umum Badan Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa IsIam (BPL HMI) Cabang Sampang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi teliti.id
*) teliti.id terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan nalar teliti.id.