TELITI, PROBOLINGGO – Liburan pesantren di bulan maulid ini merupakan momentum bagi santri untuk menyemarakkan bulan maulid dengan berbagai kegiatan di daerahnya masing-masing. Banyak kegiatan yang positif bisa dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Pernyataan itu disampaikan Gus Ahmad Madarik Kepala Biro Kepesantrenan Pondok Pesantren Nurul Jadid saat memberikan pengarahan dihadapan ribuan santri di Masjid Jami’ Nurul Jadid, Rabu (11/09/24).
Ia juga menegaskan pentingnya memakai media sosial (medsos) dengan menegaskan bahaya media HP dan media sosial.
“Kalau sudah pulang batasi pegang HP jangan pegang sehari semalam tidak ada henti-hentinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam bermedsos, kata putra bungsu alm. Kyai Wahid Zaini ini perlu menggunakan adad. Salah satu adab yang diungkapn adalah memakai medsos dengan bijaksana.
“Tolong jangan cari konten negatif, gunakan etika komunikasi yang baik, jangan terlalu berlebih-lebihan memakai medsos,” tegasnya.
Selain itu, Gus Madarik mengingatkan agar santri saat dirumahnya berlibur untuk tidak meninggalkan sholat jamaah dan wiridannya
“Mengikuti pengajian dan memperdalam ilmu agama jika ada di rumahnya,” imbuhnya.
Sebagai santri Nurul Jadid yang memiliki panca kesadaran, Kepala Biro Kepesantenan ini berpesan agar ikut berkontribusi pada kegiatan yang di gelar oleh masyarakat.
“Kalau ada kegiatan dikampungnya silahkan berkontribusi baik jadi MC, qori, asalalkan bermanfaat,” harapnya.
Menurutnya, namanya santri itu sudah melekat almamater kesantriannya. Saat mendaftar dan apabila sudah boyong santri itu tetap melekat. Maka tolong jaga akhlak dan sopan santunnya, jaga omongan, kalau bicara ke orang tuanya, tetangganya, temannya harus dengan tutur kata yang sopan.
“Di pesantren kita semua di ajari akhlak yang baik.” terangnya.
Tak sekedar itu, Gus Madarik mengingatkan kewajiban sebagai seorang muslim dengan taat menjaga aturan syariat dan pesantren.
“Tolong di jaga aturan syariat agama dan pesantren. Yang ditekankan olehnya ialah hindari pergaulan yang bukan muhrim.
Sebagai salah satu cara agar santri tetap berprilaku baik saat dirumahnya, Wali santri di minta untuk ikut mengawasi jangan sampai lepas dari kontol orang tua.
“Tujuan pulang juga adalah bertemu orang tuanya, maksimalkan pertemuan itu dengan baik, karena orang tua sangat kangen. Jika mau keluar rumah harus izin kepada orang tua. Santri Nurul Jadid itu adalah sebagai cerminan dari pesantren Nurul Jadid. Kalau santri melakukan kejelekan maka semua kiai, pondok akan kena imbasnya. Jaga nama baik pesantren, Kiai dan guru-gurunya,” pintanya. (pon/dah)