TELITI, PAMEKASAN – Pasangan Khalilurrahman – Sukriyanto (Kharisma) menyebut, jembatan Suramadu bukanlah ukuran kemajuan Pamekasan. Pasalnya, meski sudah dibangun sejak tahun 2009, hal tersebut tidak membawa dampak apapun. Bahkan menurutnya, Pamekasan masih tergolong daerah tertinggal dibanding kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur.
Pimpinan Pondok Pesantren Mastaratul Huda, Panempan Pamekasan ini mengurai, ketertinggalan Pamekasan ini terlihat dari kondisi masyarakat yang hanya jalan di tempat. Padahal menurutnya, Suramadu dibangun sebagai akses strategis Madura. Namun belum bisa membawa dampak kemajuan untuk bumi gerbang salam.
“Bahwa dari tahun 2009 jembatan Suramadu dibangun, akan tetapi sampai saat ini kita masih tertinggal dengan Kabupaten dan kota lain yang ada di Jawa Timur. Sehingga dengan demikian, apabila nanti menang, saya harapkan berlari dalam rangka mengejar ketertinggalan,” sentilnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kholil menyebutkan, ketertinggalan bisa dilihat dari masyarakat pedesaan yang ada di Pamekasan. Menurutnya warga desa masih tidak memiliki banyak peningkatan.
“Banyak ketertinggalan yang kita saksikan dari masyarakat pedesaan. Mereka masih tetap dalam kehidupan semula, tidak terlalu banyak bergerak dan tidak terlalu banyak meningkat,” tukasnya.
Padahal, lanjut dia, jembatan Suramadu telah berusia 15 tahun, dapat terhitung sejak 2009 yang lalu. Selayknya, lanjutnya, masyarakat desa perlu di prioritaskan. Oleh karena itu, dirinya akan melakukan pembangunan masyarakat di tiap-tiap desa di Pamekasan.
“Padahal jembatan suramadu sudah lebih lima belas tahun bersama kita. Oleh karena itu, kami membulatkan tekad, pembangunan masyarakat pedesaan harus mendapatkan prioritas,” pungkasnya. (zie/dah)