Ditengah pesatnya alur transformasi digital yang seakan tak terbendung lagi. Banyak tantangan yang harus dihadapai. Khususnya bagi organisasi kemahasiswaan yang banyak bersinggungan dengan digilitasasi ini. Salah satu diantaranya, organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sebagai organisasi perkaderan, HMI dituntut mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi supaya adaptif menyongsong kualitas kaderisasi yang lebih progresif.
Peran kaderisas, erat kaitannya dengan badan otonom HMI. Yakni Badan Pengelola Latihan (BPL). Sebagai pemegang tonggak kaderisasi ditubuh HMI, tentunya akan lebih merasakan dampak transformasi digital ini. Sejak organisasi ini pertama kali berdiri, HMI telah menjadi agen perubahan yang berperan penting dalam mencetak kader pemimpin muslim intelektual dan profesional.
Hadirnya era digital ini, proses kaderisasi yang sebelumnya bersifat konvensional, kini mengalami perubahan yang signifikan. Digitalisasi memberikan akses yang lebih luas dan cepat dalam penyebaran informasi, pembelajaran, serta interaksi antar kader.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejarah panjang HMI yang selalu berusaha memadukan aspek intelektual, sosial, dan spiritual harus menghadapi tantangan untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman. Transformasi digital ini bukan sekedar pemanfaatan teknologi, tetapi bagaimana HMI dapat mencetak kader-kader yang tetap berpegang pada nilai-nilai dasar keorganisasian sembari menguasai teknologi yang terus berkembang. Dengan begitu, BPL HMI harus menjadi fasilitator kader-kadernya supaya mereka tidak hanya cakap dalam dunia digital tetapi memiliki integritas tinggi, kritis, dan peduli sosial. Upaya ini sebagaimana ditetapkan oleh BPL HMI Cabang Pamekasan, menyadari bahwa implementasi upaya ini adalah kunci utama untuk menjaga idealisme dan kualitas organisasi, termasuk cita -cita HMI dalam tujuan dan prioritasnya.
Manfaat utama dari pengelolaan dengan digitalisasi adalah kemudahan dan penilaian yang lebih objektif dan terukur. BPL HMI Pamekasan dapat memanfaatkan digitalisasi untuk mengukur keefektifan program pelatihan, menentukan capaian target, evaluasi dari pelatihan yang diselenggarakan serta penilaian terhadap keaktifan kader. Apabila BPL memperoleh data tersebut dari sistem data base yang sudah terintegrasi, maka BPL dapat memetakan keberagaman potensi kader dengan cara lebih akurat. Sehingga, BPL dapat menyusun program pelatihan dengan lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan kader di Pamekasan.
Melalui pendekatan berbasis digital ini, BPL HMI Cabang Pamekasan juga dapat mengukur keberhasilan program-program yang telah dilaksanakan. Indikator seperti tingkat partisipasi, keberhasilan pelatihan, dan dampak nyata pada kader dapat menjadi tolok ukur untuk perbaikan berkelanjutan.
Adanya adopsi teknologi digital cukup memberikan dampak positif dengan signifikan dalam hal efisiensi dan transparansi pengelolaan organisasi. Dengan adanya software Google Classroom dan Google Spreadsheet dalam penggunaan pelatihan. Selain itu, digitalisasi media komunikasi melalui grup online dan portal internal, pengelolaan aktivitas latihan dan koordinasi kader dapat dilakukan tanpa terhalang oleh jarak dan waktu.
Tentunya bagi BPL HMI Pamekasan, ini membuka peluang baru untuk fleksibilitas dalam pengembangan setiap pelatihan kader. Kapasitas penggemblengan pelatihan kader 1 dan 2, dan kursus lainnya dapat lebih dioptimalkan. Misalnya, kegunaan posting modul pelatihan online dan pendaftaran digital memungkinkan kader untuk menggembleng program-program tersebut dengan mudah, bahkan saat kapan saja dan di mana saja mencarinya.
Namun, pengelolaan berbasis digital juga tidak tanpa tantangan. Salah satu hambatan utama adalah rendahnya literasi digital di kalangan kader, yang menjadi kendala dalam pemanfaatan teknologi secara optimal. Selain itu, akses internet yang terbatas di beberapa daerah juga menjadi masalah yang perlu diatasi.
BPL HMI Cabang Pamekasan dapat mengatasi tantangan ini dengan pendekatan yang inklusif, misalnya dengan mengadakan pelatihan literasi digital bagi kader dan menyediakan platform pendukung, seperti website khusus untuk perkaderan atau perpustakaan digital. Dengan demikian, kendala akses informasi dan penguasaan teknologi dapat diminimalisir, seluruh kader dapat mengoptimalkan penggunaan alat digital untuk menunjang kegiatan organisasi.
Pengelolaan organisasi berbasis data dan digital di HMI Cabang Pamekasan adalah langkah strategis yang relevan untuk diterapkan. Dengan dukungan teknologi digital dan penggunaan data yang tepat, BPL HMI dapat bertransformasi menjadi organisasi yang lebih responsif, efisien, dan inovatif. Keberhasilan transformasi ini tentu memerlukan komitmen, kerja sama dan adaptasi dari seluruh elemen organisasi, agar HMI dapat tetap menjadi wadah yang efektif dalam mencetak kader-kader yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan zaman.
***
*) Oleh : Subhal Jamil, S.E. Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga (HAL) Badan Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa Islam (BPL HMI) Cabang Pamekasan, sekaligus mahasiswa pascasarjana magister ekonomi syari’ah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi teliti.id
*) teliti.id terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan nalar teliti.id