Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan intelektual dan keislaman di Indonesia. Sebagai organisasi yang berlandaskan Islam, HMI memiliki Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang menjadi pedoman bagi anggotanya dalam berpikir dan bertindak. Implementasi nilai-nilai ini tidak hanya berperan dalam pengembangan individu tetapi juga dalam membangun tatanan sosial yang lebih baik.
Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, penerapan nilai-nilai dasar perjuangan HMI sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, berkeadilan, dan berkemajuan. Artikel ini akan mengulas bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dengan mengacu pada teori antropologi, sosial, serta nilai-nilai Islam yang menjadi dasar moralitas dalam kehidupan masyarakat.
Perlu diketahui juga bahwa, Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia dalam berbagai aspek, termasuk budaya dan sosial, memberikan pemahaman bahwa setiap kelompok memiliki nilai-nilai yang menjadi pedoman dalam interaksi sosial. Dalam konteks HMI, nilai-nilai dasar perjuangan mencerminkan identitas budaya organisasi yang berorientasi pada intelektualisme dan spiritualisme.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu aspek penting dalam antropologi adalah konsep habitus yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu. Habitus adalah pola pikir dan tindakan yang terbentuk dari pengalaman sosial dan budaya seseorang. Dalam hal ini, nilai-nilai dasar perjuangan HMI membentuk habitus anggotanya agar selalu berpegang teguh pada prinsip keislaman, intelektualitas, dan perjuangan sosial.
Dalam kehidupan bermasyarakat, habitus yang dibangun melalui NDP HMI dapat menciptakan individu yang memiliki kesadaran sosial tinggi, mampu beradaptasi dengan lingkungan, serta berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan tujuan antropologi yang menekankan pemahaman terhadap dinamika budaya dan sosial dalam kehidupan manusia.
Secara sosiologis, nilai-nilai dasar perjuangan HMI mencerminkan upaya untuk membangun tatanan sosial yang lebih adil dan demokratis. Teori struktural-fungsionalisme yang dikemukakan oleh Talcott Parsons menjelaskan bahwa setiap elemen dalam masyarakat memiliki fungsi tertentu untuk menjaga keseimbangan sosial. Dalam hal ini, nilai-nilai perjuangan HMI berfungsi sebagai landasan moral dan etika bagi anggotanya dalam berkontribusi terhadap masyarakat.
Salah satu nilai utama dalam perjuangan HMI adalah kepedulian sosial. Hal ini dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk, seperti advokasi terhadap masyarakat yang kurang beruntung, pemberdayaan ekonomi, hingga penguatan pendidikan. Melalui peran aktif ini, anggota HMI dapat menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Selain itu, teori konflik yang dikemukakan oleh Karl Marx juga relevan dalam memahami bagaimana nilai-nilai perjuangan HMI dapat diterapkan dalam mengatasi ketimpangan sosial. Dalam masyarakat yang masih menghadapi ketidakadilan ekonomi dan politik, nilai-nilai perjuangan HMI dapat menjadi alat bagi mahasiswa untuk mengkritisi kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat serta mendorong perubahan sosial yang lebih inklusif dan demokratis.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin mengajarkan umatnya untuk berperan aktif dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Nilai-nilai dasar perjuangan HMI selaras dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keadilan, kejujuran, dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu konsep penting dalam Islam adalah ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam), yang mengajarkan pentingnya solidaritas di antara sesama Muslim. Dalam konteks HMI, ukhuwah Islamiyah menjadi landasan bagi anggota untuk selalu menjaga kebersamaan dan memperjuangkan kepentingan umat.
Selain itu, Islam juga mengajarkan konsep amar ma’ruf nahi munkar, yaitu menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dalam kehidupan bermasyarakat, nilai ini dapat diwujudkan dalam bentuk partisipasi aktif dalam menyuarakan kebenaran, menegakkan keadilan, dan menentang segala bentuk penyimpangan sosial.
Maka dari itu, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI merupakan pedoman yang tidak hanya relevan bagi anggotanya tetapi juga memiliki dampak besar dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pendekatan antropologi, sosial, dan keislaman, nilai-nilai ini dapat diimplementasikan secara efektif dalam berbagai aspek kehidupan.
Penerapan nilai-nilai ini dalam kehidupan bermasyarakat dapat menciptakan individu yang memiliki kesadaran sosial tinggi, mampu berkontribusi dalam pembangunan, serta menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi banyak orang. Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota HMI untuk terus menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai perjuangan ini agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
***
*) Oleh: Yusril Rahmatullah Sholeh, S.H., Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur, Bidang Infokom dan Cyber
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi teliti.id
*) teliti.id terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan nalar teliti.id.