Sinergi Pemberdayaan Manusia dalam Kemajuan Spektrum Ideologi Environmentalisme

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 16 Februari 2025 - 13:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aisyiah Aiwani Baletti Kader HMI Cabang Kupang sekaligus mahasiswa pascasarjana Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang

Aisyiah Aiwani Baletti Kader HMI Cabang Kupang sekaligus mahasiswa pascasarjana Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang

Indonesia merupakan negara bagian timur di dunia yang digadang-gadang sebagai pusat paru-paru dunia. Hal tersebut didasarkan pada melimpahnya sumber daya alam yang ada di Indonesia. Baik dalam persebaran dan kekayaan laut, rimbunya hutan hingga daerah-daerah terpencilnya yang masih terjaga keasriannya.

Berbicara alam sudah berarti berbicara spektrum environmental. Environmentalisme sendiri merupakan gerakan sosial yang menginisiasi adanya perlindungan terhadap lingkungan dari dampak-dampak buruk yang disebabkan oleh manusia.

Berangkat dari hal tersebut, untuk mewujudkan spektrum enviromentalism dibutuhkan kemampuan dari manusia sendiri sebagai pelaku dari inisiasi perlindungan alam dan lingkungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengacu pada hal tersebut, kita sering kali melihat adanya kesenjangan paradigma dan praktikum penjagaan lingkungan oleh manusia itu sendiri. Banyak sekali logical false yang hadir ditengah masyarakat akibat kurangnya pemahaman dan rasa kepemilikan.

Hal tersebut ditandai dengan tercemarnya sungai-sungai dan pantai di Indonesia karena limbah, penggundulan hutan, masalah pengeboman laut bahkan yang sedang hype dibahas yaitu mengenai seruan Presiden Prabowo di Februari 2025 mengenai alih manfaat hutan sebagai lumbung perekonomian bangsa dengan cara penanaman sawit.

Baca Juga :  Penyakit FoMO Pemuda di Era Industri 5.0

Padahal jika mau ditelaah lebih lanjut, tanaman kepala sawit merupakan tanaman yang tidak cukup baik dalam menyerap zat hara dalam bumi. Sehingga tanaman sawit dapat diartikan sebagai tanaman yang tidak ramah tanah dan mampu merusak tanah apabila masih digunakan sebagai produksi dalam kurun waktu 10 tahun.

Selain itu, tanaman sawit juga dilebeli sebagai tanaman yang membahayakan foristation dikarenakan hutan tidak bisa digantikan fungsinya sebagai lahan ekonomikal karena akan menimbulkan emisi global.

Mirisnya, pemahaman-pemahaman tersebut tidak diperhitungkan dalam segi keilmuan yang memumpuni. Masyarakat Indonesia tidak diperdaya dengan pendidikan yang sejalan dengan hal hal yang bersifat environmentalisme.

Sebagai solusi yang dapat dihaturkan untuk menjawab segala bentuk misparadigma hingga kegagalan kita dalam menjaga ekosistem dunia adalah manusia itu sendiri melalui pendidikan. Pendidikan yang dimaksud disini bukan hanya sekedar teoritis dan pemahaman yang dangkal terkait suatu hal khususnya mengenai enviromentalis.

Hal tersebut haruslah bermuara pada penanaman mindset yang berkesinambungan serta keterikatan rasa manusia dan alam sebagai makhluk yang saling memiliki.

Baca Juga :  Pengelolaan HMI Cabang Pamekasan di Era Digital: Langkah Strategis Menuju Organisasi yang Lebih Progresif

Manusia sebagai penerima manfaat alam harus merawat alam sebagaimana alam memfasilitasi kehidupan manusia. Dan dalam hal ini, segala stakeholder perlu saling bahu membahu mengedukasi masyarakat dalam rana edukasi dan transformasi kultur serta berani membangun suatu hal yang tidak hanya bertumpu pada ekonomical saja.

Manusia perlu mempelopori diri sebagai individu yang memajukan perekonomian dengan pemeliharaan alam dan bukan sebaliknya.

***

*) Oleh: Aisyiah Aiwani Baletti Kader HMI Cabang Kupang sekaligus mahasiswa pascasarjana Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi teliti.id

*) teliti.id terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan nalar teliti.id.

Berita Terkait

Peran Media Digital dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Skema Baru Era Digital Pada Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Paradigma Baru, Media Digital Mengubah Tatanan Ekonomi Global
Celah Tembok Besar Antara Individu dan Teknologi
Peran Medsos dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi Nasional
Tantangan Pers Ditengah Pesatnya Media Sosial
Pemuda dan Spirit Indonesia Emas 2045
Penyakit FoMO Pemuda di Era Industri 5.0
Berita ini 77 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 20 Februari 2025 - 03:26 WIB

Peran Media Digital dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Kamis, 20 Februari 2025 - 03:13 WIB

Skema Baru Era Digital Pada Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Kamis, 20 Februari 2025 - 02:33 WIB

Paradigma Baru, Media Digital Mengubah Tatanan Ekonomi Global

Kamis, 20 Februari 2025 - 02:01 WIB

Celah Tembok Besar Antara Individu dan Teknologi

Kamis, 20 Februari 2025 - 01:53 WIB

Peran Medsos dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi Nasional

Rabu, 19 Februari 2025 - 18:53 WIB

Pemuda dan Spirit Indonesia Emas 2045

Rabu, 19 Februari 2025 - 10:20 WIB

Penyakit FoMO Pemuda di Era Industri 5.0

Rabu, 19 Februari 2025 - 09:48 WIB

Target 30% Tidak Tercapai, Keterwakilan Perempuan Hanya 9% di Kabinet Merah Putih

Berita Terbaru

Dara Sri Ariesti Rasyid, Pengurus Korps Himpunan Mahasiswa Islam (Kohati) Badan Koordinasi (Badko) Jawa Timur.  (DARA FOR TELITI)

Global

Peran Media Digital dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Kamis, 20 Feb 2025 - 03:26 WIB

Aisyiah Aiwani Baletti Kader HMI Cabang Kupang sekaligus mahasiswa pascasarjana Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang. (SASA FOR TELITI)

Global

Celah Tembok Besar Antara Individu dan Teknologi

Kamis, 20 Feb 2025 - 02:01 WIB

Mochammad Chafizd Baihaqi, S.Ag, kader HMI dan seorang pebelajar dari Tulungagung. (CHAFIDZ FOR TELITI)

Global

Peran Medsos dalam Menunjang Ketahanan Ekonomi Nasional

Kamis, 20 Feb 2025 - 01:53 WIB