TELITI, JAKARTA – Demo Pemakzulan Joko Widodo (Jokowi) dan menolak hasil rekapitulasi pemilu, yang mengatasnamakan diri Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi, akan melakukan aksi di tiga titik lokasi. Antara lain, Komisi Pemilihan Umum (KPU RI) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu RI) dan di Kantor DPR RI.
Demontrasi yang dilakukan akan berlangsung selama tiga hari. Yakni sejak tanggal 18 hingga 20/03/2024). Aksi demonstrasi itu dilakukan secara berurutan. Untuk menolak hasil rekapitulasi pemilu hingga pemakzulan Jokowi dari jabatan Presiden RI.
Ketua Presidium Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi Afandi Ismail mengatakan, aksi itu dilakukan dalam rangka memastikan dan menekan KPU untuk tidak main-main dengan rakyat. “Kami berkumpul untuk memastikan dan menekan KPU agat tidak bermain-main dengan rakyat,” terangnya di depan kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/03).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Afandi mengklaim mendapat banyak laporan terkait kecurangan pemilu. Menurutnya kecurangan itu terjadi tidak hanya saat pemilu maupun setelahnya. Melainkan jauh sebelum pemilu dilaksanakan. “Ada banyak laporan kecurangan kepada kami baik saat pemilu maupun jauh sebelum pemilu,” tegasnya.
Dirinya juga menyoal Presiden Jokowi yang dianggap cawe-cawe sejak sebelum pemilu dimulai. Bahkan dirinya menuding Jokowi adalah presiden terburuk dalam sejarah kepemimpinan Negara Indonesia. “Selain Jokowi, tidak ada yang melakukan campur tangan cawe-cawe secara terang-terangan,” ulasnya.
Tak luput dari penilaiannya, penulisan Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Jokowi sebagai calon wakil presiden. Menurutnya hal itu masuk pada pelanggaran etis berat. Pemulusan itu dirinya nilai sebagai upaya Jokowi membangun politik dinasti. “Berarti Jokowi ada rencana melenggangkan politik dinastinya,” ungkapnya. (dah/hen)