TELITI.PROBOLINGGO – Persiapan penyambutan untuk santri baru Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, satuan kerja Biro Kepesantrenan Putri mengadakan upgrading skill seluruh pengurus I’dadiyah (Asrama Khusus Santri Baru) sebagai salah satu upaya untuk mengasah kompetensi kepengurusan dalam desiminasi skill komunikasi efektif wali asuh terhadap wali santri sebagai ujung tombak kepengurusan di asrama. Jumat, (28/06/2024) di Aula Mini Pesantren.
Wakabid Penataan Wilayah dan Kesejahteraan Santri, Siti Maknunah penanggung jawab kegiatan ini menyampaikan, kegiatan ini untuk membangun hubungan yang positif antara pengurus dan wali santri.
“Salah satu tujuan kegiatan ini adalah wali asuh santri baru dapat menjadi sosok yang memiliki prilaku komunikatif dalam menyampaikan perkembangan anak, baik perkembangan positif maupun perkembangan negatif. Karena komunikasi yang tidak dilakukan dengan sangat baik akan menyebabkan banyak kesalahpahaman atau perbedaan persepsi antara wali asuh dan wali santri,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kita berharap, lanjut Siti Maknunah, kegiatan ini akan menjadi langkah awal yang baik untuk membangun hubungan yang hangat antara Wali Santri dengan pesantren.
“Lagi-lagi kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan trust wali santri terhadap pesantren. Pada kegiatan desiminasi ini membahas tentang 4 materi pokok,”pungkasnya.
Adapun pembahasan dalam kegiatan desimenasi tersebut sebagaimana sebagai berikut; Pertama, prinsip komunikasi efektif. Adapun prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah memanggil Wali Santri dengan penghormatan nama atau panggilan lain seperti “bapak/ibu”, tersenyum, memberikan attention penuh dan berbicara sesuai yang disukai oleh lawan bicara. Hal ini dikarenakan bukan seberapa lama waktu yang dihabiskan. Akan tetapi, seberapa hangat perbincangan tersebut. Dengan demikian, Wali Santri akan merasa nyaman ketika berbicara dengan Wali Asuh.
Kedua, Wali asuh menjadi pendengar yang baik. Sosok yang komunikatif tidak dapat hanya dinilai dengan kompetensinya dalam menyampaikan sesuatu, tetapi keterampilannya menjadi pendengar yang baik juga sangat dibutuhkan sebab komunikasi adalah hubungan dua arah.
Ketiga, bijak dalam menyampaikan kekurangan anak asuh. Hal ini bertujuan agar Wali Asuh dapat menyampaikan kekurangan anak dengan kata-kata yang positif dan tidak menghakimi serta fokus kepada solusi dan saran dari orang tua mengenai penanganan terhadap kekurangan anak asuh.
Keempat, handling complaint atau mengelola komplain Wali Santri. Setiap Wali Asuh harus memiliki keahlian mengelola dan memutar komplain Wali Santri dengan baik. Misalnya tidak gampang tersulut emosi ketika mendengar komplain yang menohok, tetapi bersikap bijak mendengarkan dan meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.
Acara desiminasi ini dibungkus dengan kegiatan In House Training selama satu hari dengan dua sesi, yakni pagi dan siang-sore.