Madura merupakan pulau yang secara administrasi masih terikat pada Provinsi Jawa Timur. Kendati begitu, penduduk pulau garam perbedaan yang mencolok. Diantaranya kepercayaan Islam yang kental serta budaya keagamaan yang kuat.
Kuatnya Islam sebagai kepercayaan Masyarakat Madura dibuktikan dengan banyaknya destinasi wisata reliji. Seluruh kabupaten di Pulau Madura memiliki banyak maqbaroh yang ramai menjadi tempat ziarah.
Paling fenomenal antara lain Makam Syaikhona Muhammad Kholil di Kabupaten Bangkalan, Pemakaman Asta Tengghi di Kabupaten Sumenep, Pemakaman Batu Ampar di Kabupaten Pamekasan dan Pemakam di Pondok Pesantren Besar Seperti Banyuanyar Pamekasan dan beberapa makam para pejuang lainnya seperti Joko Tarub, Potre Koning, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Keberadaan maka keramat sebagai destinasi wisata religi ini, menjadi gambaran umum tentang peradaban Masyarakat Madura. Beberapa makam keramat tersebut seakan menjadi Icon Pulau Madura. Sederhananya, orang yang melakukan perjalanan ke Madura, rata-rata sambil ziarah ke makam para wali Allah.
Banyaknya peziarah yang datang tidak hanya dari pulau Madura dan Jawa. Sering kita jumpai, para peziarah yang datang dari luar pulau. Seperti Kalimantan, dan berbagai pulau lainnya. Mereka datang untuk sekedar mengaji dan berdoa dengan harapan kebaikan selalu menjadi nasib terbaiknya.
Para peziarah meyakini, berdoa di pemakaman orang-orang alim diyakini lebih mudah diijabah. Selain itu, mereka mengharap barakah dari para masyayikh yang dianggap memiliki jasa besar dalam memperjuangkan Islam, serta kedekatan spiritual dengan Allah SWT.
Berbagai penjuru mengetahui wisata reliji yang sudah disebutkan di atas. Kendati demikian, penting sekali berbagai sektor seperti pemerintah setempat, warga, pemuda dan seluruh elemen yang ada turut serta memberikan kontribusi untuk menjadikan maqbaroh sebagai tempat yang nyaman, aman dan tentram. Sehingga, para peziarah yang datang mendapatkan kepuasan dengan segala bentuk ritual yang dilakukan.
Pemerintah memiliki peran penting terhadap destinasi wisata yang ada di wilayah kebijakannya. Tentu hingga saat ini, sepertinya belum terdapat destinasi wisata religi yang ada di Madura, berstatus sebagai Cagar budaya dan kearifan lokal.
Padahal, semua destinasi wisata religi di Madura memiliki nilai sejarah yang patut untuk diabadikan. Baik Oeh masyarakat Madura maupun pengunjung dari luar pulau Madura. Terlebih lagi kisah-kisah yang mengandung suri tauladan.
Berkah dari destinasi wisata religi itu, berapa banyak UMKM berdiri kokoh di pinggiran jalan untuk melakukan pencaharian, nafkah dari rezeki yang jalal. Hal itu tentu menjadi keberkahan dari kekeramatan yang para ulama yang sudah wafat.
Oleh karena itu penulis menganggap, wisata religi di Madura menjadi Icon Peradaban yang mesti harus dilestarikan secara terus menerus. Sehingga dari generasi ke generasi tetap memahami esensi dari sejarah para wali dan kekeramatannya.
Sebab, perkembangan dan perubahan zaman yang terjadi secara terus menerus turut membentuk pola kehidupan baru, prilaku sosial yang baru. Jika dibiarkan, nilai-nilai historis tentang sejarah perjuangan yang telah ditorehkan oleh para wali di Madura akan terkikis sia-sia.
***
*) Oleh : Zaini Dahlan, Ketua Bidang Media dan Jurnalistik Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Jawa Timur.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi teliti.id
*) teliti.id terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan nalar teliti.id.